Jaman sekarang kalau masih mengenang sejarah bersama mantan, berarti Kawan gak gaul! Ada baiknya mengenang sejarah Indonesia agar tahu apa saja yang terjadi di masa lampau, gimana?
Museum adalah tempat penyimpanan, merawat, menyajikan, serta melestarikan warisan budaya untuk media edukasi, penelitian ataupun sekadar kesenangan dan hiburan semata. Di setiap kota tentu memiliki museum yang berbeda-beda, tidak terkecuali Kota Malang. Ada sekitar 15 museum di Malang dengan berbagai kekayaan budaya serta ilmu sejarah yang ada di dalamnya. Kali ini Kawan Ngalam akan membahas dua museum sejarah nasional yang terkenal, simak yuk!
1. Museum Mpu Purwa
Museum Mpu Purwa berada di kawasan komplek Griyashanta blok B-210 yang berada di Jalan Soekarno Hatta. Bangunan ini memiliki 136 koleksi peninggalan masa Kerajaan Kanjuruhan-Majapahit di dalamnya yang ditata dalam interior super modern nan elegan.
Saat menginjakkan kaki masuk ke dalam ruangan, kawan akan disambut oleh Arca Brahma Catur Muka yang dimana arca ini sedang duduk bersila.
Walau hanya memajang 56 dari 136 koleksinya, Museum Mpu Purwa mempunyai banyak koleksi dengan nilai sejarah yang tinggi dimana salah satunya adalah arca Ganesha yang mengendarai tikus dalam ukuran sekitar 40 x 60 cm. Arca Ganesha ini hanya ada satu di Indonesia dan hanya Museum Mpu Purwalah yang mengabadikannya.
Selain berbagai macam arca, museum ini juga memiliki informasi tentang mitologi hindu melalui teknologi QR Code di setiap teks penjelasan yang ada di depan arca, loh. Canggih bukan? Oh iya, disamping bangunan serta interior gedung yang modern dan sangat terawat, Museum Mpu Purwa tidak menarik biaya masuk sama sekali bagi pengunjungnya. Kawan hanya perlu datang dan menuliskan data diri di buku yang telah disediakan diatas meja resepsionis. Menarik, kan?
2. Museum Brawijaya
Museum Brawijaya berlokasi cukup strategis di tengah kota, yaitu di Jl. Ijen No.25 A, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang. Museum sejarah perjuangan nasional ini nampaknya cukup terkenal di masyarakat dengan kisah ‘gerbong maut’-nya. Museum yang diresmikan pada 4 Mei 1968 ini bertujuan sebagai bukti bahwa perjuangan bangsa Indonesia, khususnya rakyat Jawa Timur yang terus menerus berjuang melawan penjajah dan membuktikan dharma bhaktinya kepada ibu pertiwi.
Saat Kawan menginjakkan kaki ke batas pintu masuk, Kawan akan disambut dengan besarnya tank amphibi AM track milik tentara Belanda yang ingin menguasai Kota Malang, namun berhasil dikalahkan oleh pasukan TRIP. Selain tank, ada patung Jenderal Sudirman yang dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa perjuangan beliau.
Mengunjungi museum ini Kawan akan dikenakan tarif masuk sebesar Rp.5000 saja perorangnya. Terdapat Ruang Koleksi I dan II dimana ruangan tersebut menyimpan berbagai macam senjata, pakaian, foto, lukisan, peta, penghargaan, alat komunikasi serta barang-barang yang terkait dengan perang kemerdekaan.
Kalau Kawan melangkah lebih dalam menelusuri museum ini, Kawan akan melihat si ‘gerbong maut’ yang terkenal angker di halaman tengah. Konon katanya gerbong ini disebut ‘gerbong maut’ karena telah menewaskan 46 pejuang yang ditangkap oleh Belanda pada 23 November 1947. Gerbong 10152 yang tidak memiliki ventilasi udara sama sekali membuat para pejuang berdesakan, kelelahan, dan terpanggang oleh panasnya gerbong. Cukup mengerikan ya?
Museum ini dibuka setiap harinya pukul 08.00 - 15.00 WIB, khusus di hari Jumat museum tutup lebih awal yaitu pukul 11.30 WIB dan sabtu-minggu pada pukul 13.00 WIB. (dna)
Comments